EDUKASI PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET MAKANAN PADA KELOMPOK PRODUKSI WINGKO BABAT DI KARANGWUNI, RONGKOP GUNUNGKIDUL
Abstract
Sebagai kebutuhan dasar, makanan harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman ini, bahan pengawet dan pewarna tampaknya sudah tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman olahan. Wingko babat menjadi produk unggulan Dusun Saban yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Murni. Selain Kelompok Usaha Murni juga ada Kelompok Usaha Srikandi yang memproduksi aneka keripik. Dalam pemasarannya, Kelompok Usaha Murni mengeluhkan sering merugi terutama musim hujan, mengingat wingko babat merupakan makanan yang tidak awet. Untuk mengatasinya diperlukan edukasi teknik pengolahan maupun pemberian bahan tambahan pangan,yakni pengawet. Edukasi yang diberikan adalah tentang penggunaan pengawet alami maupun sintetis agar tidak melebihi dosis yang diizinkan. Penambahan bubuk kulit kayu manis sebagai pengawet alami wingko babat milik Kelompok Murni telah dilakukan. Hal ini karena kulit kayu manis banyak mengandung asam benzoate. Setelah dilakukan edukasi, Kelompok Usaha Murni dan Srikandi wawasannya menjadi meningkat dan menggunakan pengawet alami menjadikan produknya tidak hanya awet tetapi sehat.
Kata kunci: bahan pengawet, Karangwuni, wingko babat